BEM adalah satu
organisasi kemahasiswaan yang berada ditingkat Sekolah Tinggi,yang merupakan perwakilan tertinggi Mahasiswa. BEM
menjadi suatu wadah dari seluruh mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan
kemampuan yang dimiliki agar menjadi mahasiswa yang dapat berkembang dalam
berbagai bidang.
BEM juga berfungsi
sebagai sarana mahasiswa untuk menyalurkan saran dan aspirasinya kepada pihak
lembaga untuk mewujudkan kesejahteraan di lingkungan kampus.
Tidak terkecuali
dengan BEM Amik Taruna, yang lama tak terdengar kiprahnya di dunia organisai
kampus. Sebagian besar mahasiswa beranggapan bahwa BEM Amik Taruna telah tiada
alias mati ataupun telah non-aktif. Tetapi tidak untuk para pengurus BEM
sendiri, BEM tetaplah hidup dan selalu berusaha bangkit walaupun berbagai isu
sedang berkembang.
Beberapa waktu
lalu, BEM Amik Taruna melakukan re-generasi kepengurusan. Bagaimana dengan para
peminat kepengurusan yang baru??? Tidak ada yang menduga , jika BEM yang telah
dianggap lemah ataupun mati ini memiliki peminat yang cukup banyak sebagai
anggota BEM yang baru. Sekitar 40 mahasiswa ikut mendaftar sebagai calon
anggota BEM, tetapi yang paling mencengangkan dari 40 pendaftar hanya
setengahnya saja yang hadir untuk melakukan tes sebagai calon anggota
perwakilan tertinggi mahasiswa ini. Sisa pendaftar kemana??? Itu yang masih
dipertanyakan..
Anggapan bahwa BEM
Amik Taruna telah mati, tidak bisa dipungkiri lagi karena minimnya kegiatan dan
terpecah belahnya kepengurusan dalam diri BEM itu sendiri membuat sebagian
mahasiswa memandang sebelah mata organisasi ini. Sedangkan BEM dianggap hidup
merupakan suatu pernyataan yang benar dan sangatlah mutlak bahwa BEM Amik
Taruna ini masih berkibar dalam bidangnya.
Berbagai isu
tentang keretakan BEM Amik Taruna telah menjadi kicauan hangat yang selalu
terdengar di lingkungan Amik Taruna ini
sendiri. Ada berbagai pernyataan dari beberapa sudut pandang yang berbeda
antara Mahasiswa dengan BEM, tentang bagaimana keadaan yang sebenarnya ada
dalam tubuh BEM tersebut.
Beberapa menyatakan
bahwa dalam diri BEM tidak mampu memberikan kepuasan terhadap para mahasiswa
akan kesejahteraan yang diharapkan. Ada pula yang menyatakan jika para personil
BEM ini kurang bertanggung jawab saat mengemban tugas-tugas organisasi ini
serta rendahnya SDM yang dimiliki oleh Amik Taruna Probolinggo sehingga
menimbulkan kurang minatnya mahasiswa dalam mengeksplor diri dalam
berorganisai.
Sering sekali
terdengar BEM Amik Taruna ini hanya berjaya ketika adanya orientasi mahasiswa
baru saja. Seluruh anggota berjalan bersama untuk mewujudkan acara tersebut,
alhasil acara selesai lunturlah satu per satu anggota BEM ini. Kemana mereka
yang menghilang, satu kata yang terdengar adalah kata “MALAS”.
Kesimpulannya
adalah tidak semua anggota BEM Amik Taruna bekerja sepenuh hati dalam
organisasi ini, melainkan hanya setengah hati dan setengah jalan untuk bekerja
dalam BEM, organisasi yang seharusnya menjadi penampung aspirasi mahasiswa
bukan hanya sebagai ajang bergaya atau tempat menuju eksis serta sarana untuk
membalas dendam pada orientasi yang akan diadakan.
Berbagai argument
yang memojokkan hanya disampaikan sebagai bentuk kritikan yang mengejek tanpa
bisa memberi saran dan tentunya beserta solusi yang dapat membantu BEM menuju
lebih baik.
BEM Amik Taruna
masihkah hidup atau mati, jawabannya berada pada tangan kita sendiri para
anggota BEM dan mahasiswa, tergantung bagaimana cara kita berjalan bersama
menuju kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Oleh :No Name - Semester 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar